UTUSANINDO.COM, LIMA PULUH KOTA – Kepala Dinas Kesehatan dr. Hj. Tien Septino, M.Kes mengatakan, Pra pemetaan dan analisa situasi Stunting bertujuan untuk penyusunan dan pemetaan untuk tahun 2022.
“Peran wali nagari sangat menentukan sekali dalam penetapan lokus serta bagaimana menindaklanjuti skala stunting dinagari masing-masing, maka diharapkan wali nagari dapat mengintervensi stunting dan berinovasi mengurangi stunting,” ujar Tien saat Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota mengadakan pertemuan Pra pemetaan dan analisa situasi Stunting di Kabupaten Lima Puluh Kota yang bertempat di Hotel Sago Bungsu II Lubuak Batingkok. Kamis, (18/02/2021)
Peserta dalam acara ini adalah 14 Nagari yang termasuk dalam Nagari Prioritas I Lokus Stunting serta OPD yang termasuk dalam Anggota Tim Pokja Data Stunting dengan narasumber Flora Prima Synthia, S.E, M.Si, M.Sc dan Lysa Angraeni, ST, M.Si dari Bapelitbang Lima Puluh Kota, Dr. Hj. Tien Septino, M.Kes dari Dinas Kesehatan Lima Puluh Kota.
Flora Prima Synthia, S.E, M.Si, M.Sc menyampaikan Lokus Stunting kabupaten lima puluh kota termasuk 10 besar tertinggi. Stunting merupakan ancaman besar terhadap kualitas SDM Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa untuk masa yang akan datang.
“Tahun 2007 s/d 2020 ditingkat nasional secara berangsur-angsur dapat diturunkan sebanyak 10%, sekarang Pemerintah Pusat membuat target yang fantastis dalam 3 tahun harus bisa diturunkan sebanyak 14%,” ujarnya
Maka untuk aksi ke II ini akan disusun untuk pemetaan program/ kegiatan intervensi gizi dan sensitif yang akan dituangkan dalam RKPD tahun 2022.
“Selanjutnya pemetaan program/ kegiatan penurunan stunting Tahun 2021 dan tahun 2022 yang dipandu oleh Bapelitbang,” ujarnya. (Kmf/yc)
Discussion about this post