Di muka pintu masih bergantung tanda kabung
Seakan ia tak akan kembali
Memang ia tak kembali
tapi ada yang mereka tak mengerti
—mengapa ia tinggal diam waktu berpisah.
Bahkan tak ada kesan kesedihan
pada muka dan mata itu, yang terus memandang,
seakan mau bilang dengan bangga:
—Matiku muda— Ada baiknya mati muda
dan mengikut mereka yang gugur sebelum waktu
….…
Pada akhirnya, saya harus membaca kembali sajak “Dan Kematian Makin Akrab” yang ditulis Soebagyo Sastrowardoyo ini. Ada yang mati muda senja tadi. Seorang kakak dan teman yang saya kenal baik. Nova Indra, namanya. Ia menjabat Ketua Divisi Perencanaan, Program dan Data KPU Sumbar.
Bang In, begitu saya memanggilnya, meninggal dunia di RS Yarsi Payakumbuh akibat serangan jantung, magrib tadi. Saya tidak percaya, ia yang muda, energik dan mudah senyum itu begitu cepat berpulang. Namun, kehendak Tuhan, siapa yang tahu.
Ia menjadi Komisioner KPU Kabupaten Solok dua periode, dilanjutkan komisioner KPU Sumbar dua periode pula. Hanya saja, jelang periode kedua berakhir, ia harus pamit selama-lamanya.
Dalam penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan serentak atau pilkada, Bang In sosok yang sangat fokus pada data, sesuai tugas divisinya.
“Saya sangat tergelitik dengan evaluasi KPU kabupaten/kota terkait data pelanggaran yang disampaikan Bawaslu. Mestinya, KPU kabupaten/kota juga punya data sendiri sesuai fakta sebagai pembanding untuk mematahkan data Bawaslu tersebut. Kecenderungannya KPU kabupaten/kota tidak ada perlawanan terhadap data yang disampaikan oleh Bawaslu tersebut karena tidak punya data,” ungkapnya, dalam pertemuan di Bukittinggi jelang Ramadan lalu.
Sebenarnya, lanjutnya, data pelanggaran itu sudah ada sejak tahapan dimulai.
“Proses pelanggarannya kita tahu karena ada datanya. Fungsi pengawasan internal sudah berfungsi atau belum. Data terkait pengawasan secara internal ada atau tidak. Sehingga ada nilai baik atau buruk yang mesti kita petik,” paparnya. Setidaknya ini menjadi pesan terakhir.
Buah dari kerja kerasnya bersama tim hingga kabupaten/kota, KPU Sumbar memperoleh peringkat kedua terkait pengelolaan data pemilih dan pemilihan serentak 2020. Penghargaan itu diberikan oleh KPU RI.
Di luar kerjanya sebagai penyelenggara pemilu, banyak ide dan gagasan yang kami rencanakan. Hanya saja, belum sempat dieksekusi, hingga ia pergi. Seperti dinukil dalam “Dan Kematian Makin Akrab” ini.
…..
Aku masih terikat kepada dunia karena janji karena kenangan
Kematian hanya selaput gagasan yang gampang diseberangi
Tak ada yang hilang dalam perpisahan,
semua pulih, juga angan-angan dan selera keisengan
—Di ujung musim dinding batas
bertumbangan dan kematian makin akrab.
Sekali waktu bocah cilik tak lagi sedih
karena layang-layangnya robek atau hilang
—Lihat, bu, aku tak menangis
sebab aku bisa terbang sendiri dengan sayap ke langit—
Saya membayangkan Bang In seperti bocah kecil yang riang dan gembira di hadapan ibunya. Teruslah terbang ke surga, Bang In….
(Gusriyono)
Discussion about this post