UTUSANINDO.COM, (PADANG) – Gubernur Sumbar, Irwan prayitno bersama Wakil Gubernur, Nasrul Abit di masa kepemimpinannya, adalah, mewujudkan pemerataan pendidikan. Amanah tersebut dituangkan dalam program prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021.
Seiring perjalanan waktu, di penghujung periode kepemimpinan pasangan ini, tentu telah melaksanakan program prioritas untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) tersebut. Namun, bagaimana realisasinya?
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengungkapkan, sebagai gubernur, dirinya bersama Wakil Gubernur, Nasrul Abit, tidak ingin melihat generasi muda Sumbar tertinggal SDM-nya dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
“Sumber daya alam (SDA) kita terbatas. Dengan keterbatasan ini, SDM kita juga tidak boleh tertinggal. SDM hanya bisa ditingkatkan melalui pendidikan. Karena itu kami komitmen meningkatkan kualitas pendidikan Sumbar, “ sebut Irwan Prayitno didampingi Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Adib Alfikri, kemarin.
Sementara, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan, pendidikan merupakan urusan wajib bagi pemerintah. Karena itu, tidak ada lagi alasan untuk tidak sekolah. Pemerataan pendidikan sangat penting, agar jangan sampai anak-anak di daerah terisolir tidak mendapatkan pendidikan yang layak.
Nasrul Abit mengakui, pemerataan pendidikan di Sumbar menjadi tantangan besar bagi dirinya, bersama Gubernur, Irwan Prayitno. Terutama dalam memajukan mutu dan kualitas pendidikan, dalam membentuk generasi yang maju berkualitas unggul di daerah ini.
Empat tahun berjalan, dengan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan, Pemprov Sumbar berhasil mewujudkan peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan di daerah ini. Wujud pemerataan pendidikan yang telah dilakukan, dapat dibuktikan dengan tingginya Angka Partisipasi Murni (APM) daerah ini.
APM merupakan persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah, pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya, terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan.
Peningkatan itu terlihat dari data Dinas Pendidikan Sumbar. APM SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C, naik menjadi 72,63 pada 2019 dari sebelum hanya 71,90 pada 2015.
Indikator lain keberhasilan Pemprov Sumbar mewujudkan pemerataan pendidikan, yakni Angka Partisipasi Kasar (APK). APK adalah perbandingan antara siswa pada jenjang pendidikan tertentu, dengan penduduk usia sekolah dan dinyatakan dalam persentase.
Akses dan pemerataan pendidikan menunjukkan persentase capaian APK SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C terus meningkat. APK Sumbar SMA/SMK/MA/SMALB/Paket C naik menjadi 95.58 persen dibanding 84,31 persen pada 2015. Meski belum mencapai angka ideal 100 persen, namun APK 95,58 sudah mendekati ideal.
Untuk angka putus SMA sebesar 0.95% di 2015 menunjukkan trend yang baik. Yaitu menurun setiap tahun menurun pada 2018 menjadi 0.52% dan pada 2019 menurun lagi menjadi 0.0019%. Bahkan, untuk SMK lebih menarik angka putus SMK sebesar 09.5% di 2015, menurun di 2018 menjadi 1.62% dan menurun lagi di 2019 menjadi 0.
Jika mengacu pada angka kelulusan siswa di Sumbar menunjukan angka yang cukup baik. Persentase capaian angka kelulusan SMA/MA/LB/Paket C sebesar 99.24% pada tahun 2017 lalu. Kemudian meningkat menjadi sebesar 99.32% pada 2018 dan di 2019 menjadi 99.97%. Angka kelulusan SMK menunjukkan persentase capaian sebesar 99.3% pada 2017. Kemudian meningkat menjadi sebesar 99.35% pada 2018 dan di 2019 menjadi 99.76%.
Angka tidak melanjutkan ke SMA menunjukkan persentase capaian sebesar 0.27% di 2017, di 2018 menjadi sebesar 0.53% dan di 2019 menjadi sebesar 2.54%. Jumlah sekolah menengah yang terakreditasi minimal B menunjukkan persentase capaian sebesar 85.07% di 2017, kemudian meningkat menjadi 85.96% di tahun 2018 dan terus meningkat menjadi 89.24% di tahun 2019.
Dan jumlah Sekolah Luar Biasa yang terakreditasi minimal B menunjukkan persentase capaian 61.32% di tahun 2017, kemudian meningkat menjadi sebesar 65.82% di tahun 2018 dan terus meningkat menjadi sebesar 99% di tahun 2019.
Meningkatnya daya saing lulusan pendidikan menengah untuk masuk Perguruan Tinggi (PT) dan pasar kerja juga menunjukkan persentase capaian jumlah lulusan SMA yang melanjutkan ke PT sebesar 42.77% di tahun 2017, kemudian meningkat menjadi 43.56% tahun 2018 dan di tahun 2019 menjadi 42.16%.
Sedangkan jumlah lulusan SMK yang diterima di dunia industry (DUDI) menunjukkan persentase capaian sebesar 32% di tahun 2017, kemudian di tahun 2018 menjadi 28% dan meningkat di tahun 2019 menjadi 46.12%.
Untuk menunjang kualitas pendidikan, Pemprov Sumbar juga terus membangun sejumlah sarana prasarana pendidikan. Salah satunya ruang kelas baru. Setidaknya Sumbar sudah membangun sebanyak 163 ruang kelas baru (RKB) sejak 2017 sampai 2020. Dengan rincian 55 RKB pada 2017, 54 RKB (2018), 26 RKB (2019) dan 28 RKB (2020).
Selain itu, meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan diwujudkan melalui kegiatan pembangunan asrama siswa SMAN 3 Sumatera Barat di Kabupaten Pasaman, pembangunan fasilitas gedung SMA dan SMK. Kemudian, penyediaan sarana dan prasarana SMA (DAK), pembangunan ruang kelas baru SMA, laboraturium IPA SMA, penyediaan sarana dan prasarana SMK (DAK).
Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMK, SMAN 3 Sumatera Barat di Kabupaten Pasaman, pengadaan alat kesenian dan olahraga, SMA. pengadaan alat laboratorium SMA. Juga ada pengadaan alat praktek/ peraga siswa SMK. Pengadaan komputer dan jaringan SMA. Pengadaan komputer dan jaringan SMK. Pengadaan mobiler/funiture laboraturium SMA dan pengadaan moubiler ruang kelas SMA serta SMK.
Berikutnya, pengadaan sarana pembelajaran multimedia interaktif SMA. Pengadaan sarana pembelajaran multimedia interaktif SMK. Rehabilitasi gedung SMA dan SMK, pembangunan fasilitas gedung SLB. Pengadaan meubiler SLB, penyediaan sarana dan prasarana SLB (DAK).
“Program ini bertujuan mendorong tingkat kinerja sekolah yang dijadikan sebagai alat pembinaan, pengembangan dan peningkatan sekolah baik dari segi mutu, efektivitas, efisiensi, produktivitas dan inovasinya,”sebutnya.
Selain itu, program tersebut juga guna meningkatkan kepercayaan publik bahwa sekolah dapat menyediakan layanan pendidikan yang memenuhi standar nasional. Memberikan layanan kepada publik bahwa siswa mendapatkan pelayanan yang baik dan sesuai dengan persyaratan standar nasional.
Selain fisik, pembangunan SDM pendidikan juga tampak meningkat. Kompetensi tenaga kependidikan/UKG menunjukkan persentase capaian sebesar 74.02% di tahun 2017, kemudian meningkat menjadi sebesar 75.8% di tahun 2018 dan terus meningkat menjadi sebesar 87% di tahun 2019. “Kita tetap berupaya bagaimana kualitas pendidikan kita di Sumbar tidak ketinggalan secara nasional,” ungkapnya. (adv/zz)
Discussion about this post