UTUSANINDO.COM, Pesisir Selatan — Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan menggelar sosialisasi tentang Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin (Kespro Catin) di Puskesmas Sutera, Rabu (27/7/2022).
Kegiatan tersebut diikuti 60 peserta yang terdiri dari, Camat Sutera, Polsek Sutera, Danramil, KUA Sutera, Kepala Puskesmas Sutera dan 18 orang Bidan Koordinator, serta walinagari se-Kecamatan Sutera.
Sosialisasi Kespro Catin ditujukan untuk petugas kesehatan maupun petugas di kantor urusan agama sangat penting. Petugas menjadi garda terdepan menjelaskan pentingnya kesehatan kepada calon penganten.
Kegiatan tersebut dibuka Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan melalui Kasi Kesga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan, Ratih Pramutri.
”Sosialisasi ini sangat penting sekali ini dilakukan, Kantor Urusan Agama (KUA) bidan desa merupakan garda terdepan yang akan menjelaskan pentingnya kesehatan kepada calon penganten nantinya,” ujarnya
Dijelaskannya, tujuan dari sosialiasi Kespro Catin tersebut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan, agar bisa bekerja sama dan bersinergitas dengan Kantor Urusan Agama.
”Setelah mengikuti sosialisasi kespro catin ini diharapkan kepada pihak-pihak terkait bisa memberikan layanan terbaik bagi calon penganten,” harapnya.
Kesehatan reproduksi masih menjadi persoalan yang dihadapi. Seperti masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Berbagai cara telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, namun hasilnya belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
“Dengan konsep paradigma sehat, maka upaya percepatan penurunan AKI dan AKB bisa dilaksanakan. Seperti pada masa sebelum hamil/prakonsepsi dengan menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif,” ujarnya
Pemberian Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi kepada calon penganten sangat penting.
” Untuk itu, dalam melaksanakan peran tersebut, penyuluhan kesehatan dan penyuluh pernikahan perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi,” harapnya.
Menjelang pernikahan, banyak calon penganten tidak mempunyai cukup pengetahuan dan informasi tentang kesehatan reproduksi dalam keluarga.
Akibatnya, setelah menikah, kehamilan sering tidak direncanakan dengan baik serta tidak didukung oleh status kesehatan optimal.
“Ini tentu saja dapat menimbulkan dampak negatif seperti adanya resiko penularan penyakit, komplikasi kehamilan, kecacatan bahkan kematian ibu dan bayi,” ujarnya ***
Discussion about this post