UTUSANINDO.COM- Pandemi Covid-19 ternyata mampu mengangkat kearifan lokal di Nagari Pasia Laweh, Kec. Palupuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa. Kekuatan ninik mamak, perantau dan solidaritas masyarakat muncul secara bersamaan dan bersatu melawan Covid-19.
Demikian temuan Tim Penilai Desa/Nagari dan Kelurahan Berprestasi Tingkat Sumbar 2021 yang mengunjungi langsung Nagari Pasia Laweh, Kamis (10/6). Selain wawancara dengan perangkat nagari dan lembaga masyarakat untuk mencocokkan data administrasi, tim juga langsung mengecek fakta lapangan dan melakukan wawancara dengan masyarakat.
Menurut Penanggungjawab Tim Drs. H. Syafrizal Ucok, MM., penanganan Covid-19 berbasis kaum ini merupakan salah satu keunggulan Nagari Pasia Laweh, dimana setiap suku menyiapkan rumah isolasi untuk berjaga-jaga jika ada anggota sukunya yang terpapar Covid-19, termasuk rumah isolasi bagi para perantau yang pulang pulang.
Pembiayaan dari rumah isolasi kaum ini dibiayai sepenuhnya secara gotong royong oleh anggota suku, baik yang di kampung maupun dunsanak mereka yang berada di rantau. “Anggota suku yang berada di kampung bergantian mengantar makanan kepada dunsanak mereka yang berada di rumah Isolasi. Sehingga peran Pemerintahan Nagari adalah menambah bantuan berupa sembako dan pembinaan. Ini merupakan bentuk sinergitas yang sangat baik melawan pandemi,” kata Syafrizal Ucok menyampaikan hasil temuannya.
Menariknya, meski jumlah suku hanya 7 buah di Nagari Pasia Laweh, namun rumah isolasi yang tersedia jumlahnya cukup banyak, bahkan mencapai 32 buah rumah. Selain tingginya kesadaran berkaum, ini juga dikarenakan cukup banyak rumah warga yang kosong karena pemiliknya pergi merantau ke Malaysia dan Pulau Jawa, sehingga dapat dimanfaatkan.
Kedatangan Tim Penilai Lomba Desa/Nagari dan Kelurahan Sumbar 2021 disambut di Kantor Wali Nagari oleh Sekda Agam Drs. Martias Wanto, MM Dt. Maruhun bersama Wali Nagari Pasia Laweh Zul Arifin, S.Sos.MM., Ketua PKK Agam Ny. Andri Warman, Kadis PMN Wahyu Bestari, perangkat nagari, Ketua Bamus dan ninik mamak nagari, termasuk Pendamping Dana Desa.
Dalam eksposnya Wali Nagari Pasia Laweh Zul Arifin mengatakan, penanganan Covid-19 berbasis kaum (suku) sangat membantu pemerintahan nagari, yang membuat keberadaan ninik mamak semakin dihargai oleh anak kemenakannya. “Melibatkan ninik mamak dalam penanganan masalah sosial di nagari sudah kami mulai sejak pendataan dan penyaluran BLT Dana Desa setahun lalu, dan ternyata hasilnya sangat efektif, tidak ada keributan dan protes dari masyarakat nagari,” kata Zul Arifin, yang kini Candidat Doktor di Fakultas Hukum Universitas Andalas ini.
Hasil yang dituai oleh Nagari Pasia Laweh dirasakan oleh masyarakat. Hingga kini Nagari Pasia Laweh tercatat sebagai daerah zona hijau Covid-19, meskipun Kabupaten Agam pernah mendapat status sebagai zona merah. “Tim Covid-19 Nagari Pasia Laweh tetap menggandeng ninik mamak untuk menegakkan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, sering mencuci tangan dan tidak berkerumun. Tidak saja di pemukiman tetapi juga di Pasar Palupuah,” kata Wali Nagari Pasia Laweh.
Di bidang penyelenggaraan pemerintahan, Nagari Pasia Laweh juga telah menerapkan aplikasi digital dalam pelayanan publik, pengelolaan transparansi Dana Desa dan optimalisasi potensi wisata dan pertanian nagari. Karena itu sejumlah prestasi berhasil diraih Nagari Pasia Laweh, antara lain Nagari Tageh, Nagari Transparansi dan Nagari Konstitusi.
Tim Penilai Lomba Desa/Nagari dan Kelurahan Sumbar 2021 Penanggung jawab adalah Kadis PMD Sumbar Drs. H. Syafrizal, MM., Ketua Azwar, SE.M.Si., Sekretaris Retma Nency, S.STP dengan Anggota Tim Drs. Yulrizal Baharin, M.Si (pakar pemerintahan), Nani Darlis (PKK), Irwandi Walis, S.Sos (LPM Sumbar), Gusfen Khairul (Pers), Effi Zulfia Naros (Dinas PMD), Firdaus, SH (Sekretaris Badan Kesbangpol Sumbar), Ali Akbar, SH (Dinas Pendidikan Sumbar), Syamsu Afrizal (Dinas Kesehatan), Muhammad Faridz, ST.TP (Dinas PMD) dan Eko Herlambang, ST.MT (Dinas PMD).
Nagari Pasia Laweh memiliki luas 74,3 kilometer persegi dengan penduduk 4.263 jiwa. Nagari dengan 8 jorong ini dikenal sebagai penghasil jeruk, pisang dan hasil pertanian lainnya. (Mak)
Discussion about this post