UTUSANINDO.COM , Tanah Datar – Masalah stunting di Tanah Datar menjadi prioritas bersama untuk mengatasinya, semakin banyak balita yang mengalami stunting maka beban keluarga, masyarakat dan pemerintah juga semakin tinggi.
“Saat ini angka prevalensi stunting di kabupaten Tanah Datar berdasarkan SSGI pada tahun 2021 sebesar 21,5%, sedangkan sumatera barat berada di angka 23,3 % dan indonesia 24.4%. Kita bersama harus bekerja sama baik pemerintah maupun masyarakat untuk menurunkan angka tersebut menjadi 14% pada tahun 2024,” ujar Wabup Richi saat membuka Sosialisasi Percepatan Penurunan Staunting yang dilaksanakan oleh BKKBN Sumatera Barat, Rabu (24/8) di aula SMAN Batipuh yang dihadiri langsung oleh anggota komisi IX DPR RI H. Suir Syam, Kepala BKKBN Sumatera Barat Fatmawati, Kepala Baperlitbang Alfian Jamrah dan undangan lainnya.
Menurut Wabup Richi, banyak faktor yang menjadi penyebab anak tumbuh menjadi stunting, mulai dari remaja putri yang anemia, pasangan usia subur yang tidak sehat, pelayanan terhadap ibu hamil yang tidak maksimal, pengetahuan masyarakat yang kurang, anak tidak dibawa ke posyandu, bayi tidak diberikan imunisasi, tidak menggunakan air bersih dan jamban sehat serta pola asuh yang tidak tepat.
“1000 hari pertama kehidupan harus menjadi perhatian kita bersama, karena periode ini merupakan periode emas untuk menghasilkan generasi penerus yang sehat dan cerdas,” tambah Richi.
Dikatakan Wabup kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat edukasi dan tindakan pencegahan, merupakan upaya yang sangat efektif untuk mencegah stunting. Pencegahan stunting sangat tergantung pada perilaku individu, yang didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan pemerintah, non pemerintah dan masyarakat.
“Hal ini tentu memerlukan suatu gerakan yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong masyarakat agar berperilaku hidup sehat, terutama bagi ibu hamil agar anak tumbuh sehat,” sampai Wabup.
Wabup Richi juga berharap melalui sosialisasi ini nantinya mampu meningkatnya kesadaran masyarakat tentang gaya hidup sehat dengan cara membawa anaknya ke posyandu setiap bulan, memberikan imunisasi, kesehatan ibu hamil terpantau serta pola asuh yang tepat, untuk dapat mencegah stunting di masyarakat.
Diakhir sambutannya, atas nama pemeritah Tanah Datar Wabup Richi juga tak lupa menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya sosialisasi ini sebagai wujud peran serta dan kepedulian bersama dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat kabupaten Tanah Datar.
Sementara H, Suir Syam yang merupakan anggota komisi IX DPR RI mengatakan stunting adalah keterlambatan, dan ketertinggalan perkembangan pertumbuhan anak baik fisik dan mentalnya dari anak lainnya karena kekurangan asupan makanan yang kronis.
Jadi kalau ada anak stunting di Tanah Datar tambah Suir Syam, yang salah adalah orang tuanya.
“Kita tidak bisa menyalahkan pemerintah, karena pemerintah sifatnya hanya mendukung, mengingatkan kepada kita agar jangan sampai ada generasi kita yang akan memberatkan beban orang tuanya dikemudian hari,” ujar Suir Syam.
Untuk itu kata H. Suir Syam, bagi pasangan menikah disaat sang isteri sedang hamil harus mendapatkan asupan gizi dan makanan yang cukup agar pertumbuhan janin sehat, karena asupan makanan dan gizi yang dikonsumsi oleh sang ibu akan mengalir kepada janinnya.
“Inilah salah satu cara agar kita bisa menurunkan stunting. Saat ini kan tidak, kadang kala ada ibu hamil yang melakukan diet karena takut gemuk, sehingga mengakibatkan janin dalam kandungannya mengalami gangguan pertumbuhan yang bisa mengakibatkan lahir dalam kondisi stunting,” pungkasnya. (prokopim/hp/afdhol)
Discussion about this post