UTUSANINDO.COM, SOLSEL – Festival Durian diadakan masyarakat dan nagari Lubuk Gadang Utara berkolaborasi dengan Pemkab Solsel tersebut diyakininya akan berdampak pada perekonomian masyarakat terutama sektor pertanian saat dampak pandemi.
Asisten III bidang Administrasi Umum Setdaprov Provinsi Sumatera Barat Nasir Ahmad mengapresiasi digelarnya festival durian di Nagari Lubuk Gadang Utara, Kab. Solok Selatan. Nasir yang hadir mewakili Gubernur Sumbar menyebut jika festival dengan beraneka ragam kegiatan pendukung tersebut merupakan yang pertama diadakan di Sumatera Barat.
“Ini festival durian yang digelar pertama kalinya di Sumbar, dan kalau tidak salah kedua di Sumatera, dan ini patut kita apresiasi pelaksanaannya,” sebut Nasir mengapresiasi pada pembukaan Festival Durian Solok Selatan di obyek wisata Pulau Mutiara, Lubuk Gadang Utara, Senin (7/6/2021).
Festival durian di Solok Selatan menurutnya akan memperkenalkan durian lokal unggul, yang nantinya diharapkan diberi nama varietasnya, sehingga mudah dikenali dan dipasarkan, seperti halnya durian pelangi di Papua.
Solok Selatan katanya juga merupakan salah satu daerah diantara delapan kab/kota di Sumbar yang menjadi penghasil durian terbesar.
Nasir juga mengharapkan dengan adanya festival ini akan didapat durian unggul yang diharapkan bisa bersaing dengan yang lainnya, bahkan bisa diekspor nantinya.
Harapannya juga agar durian dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan.
“Durian tidak hanya makannya saja, tetapi perlu diolah sehingga nilai ekonomisnya meningkat,” ujarnya.
Bupati Solok Selatan Khairunas mengatakan bahwa durian sebetulnya sudah menjadi salah satu buah lokal unggulan Solok Selatan sejak dahulu kala yang memiliki citarasa berbeda dibandingkan durian lokal daerah lainnya.
Maka diangkatlah sebuah festival hari ini sebagai bentuk penghargaan hasil panen para petani durian, rasa syukur kepada Allah SWT dan rasa hormat kepada orang tua serta leluhur yang telah menanam durian hingga dapat kita nikmati hari ini.
Khairunas yang hadir bersama Ketua TP-PKK Ny. Erniati Khairunas menambahkan bahwa atas kesadaran banyaknya potensi tanaman durian di Solok Selatan dengan puluhan varian citarasa tersebut, bahkan ada durian yang usia pohonnya mencapai 80 sampai 90 tahun, mulai dari daerah Tanjung Durian, Abai, Buluh Kasok, Koto Rambah, Bariang, Sungai Durian, Durian Capang Tigo dan Kenagarian lainnya, maka diadakan kontes ini dengan tujuan memperkenalkan kepada masyarakat akan kekayaan potensi durian lokal agar tetap dapat kita wariskan hingga peralihan waktu nantinya.
“Dan pada hari-hari berikutnya kita harapkan dapat terjadi interaksi dan transaksi antara penikmat durian dengan petani durian, yang mana hal terebut dapat mendongkrak kesejahteraan para petani, sejalan dengan visi misi Maju Bersama Sejahtera Untuk Semua,” harapnya.
Pada festival durian yang pertama kali diadakan ini, bupati mengatakan bahwa panitia tidak tidak hanya menyediakan dalam bentuk durian mentah saja, tetapi juga beraneka ragam olahan seperti halnya es krim durian, dodol durian, asam durian dan juga campuran durian dengan malamang yang sudah menjadi tradisi warga Solok Selatan dari tahun ke tahun.
Sebagai pendukung rangkaian kegiatan festival ini, juga digelar atraksi anak nagari seperti tradisi menangkap ikan di Batang Sangir hanya menggunakan tangan, “mahunian” atau menunggui durian jatuh, sepeda santai, penebaran bibit ikan garing spesifik lokal, lomba foto bertemakan festival durian dengan beragam hadiah menarik untuk para pengunjung maupun peserta lomba.
Ketua panitia Jhon Maltos mengatakan bahwa awalnya festival durian tersebut hanya lingkup Nagari Lubuk Gadang Utara saja. Namun dalam perkembangannya ketika dilaporkan kepada Bapak Bupati, beliau sangat merespon positif dan meminta agar ditingkatkan menjadi tingkat kabupaten.
“Dengan dukungan Bapak Bupati, OPD, masyarakat, dan pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, kita bersama dapat mengangkatkan acara dengan baik,” kata Jhon Maltos dalam festifal yang menghadirkan juri dari Balai Penelitian Buah Tropika (Balitbu) serta Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Sumatera Barat tersebut.
Jhon juga mengatakan bahwa kegiatan dengan tema mencari bibit durian unggul di Solok Selatan tersebut juga melibatkan Attila Majidi Datuak Sibungsu dan Pj. Wali Nagari Lubuk Gadang Utara Joni Pardilo sebagai pengarah.
Sementara itu Attila Majidi Datuak Sibungsu, pengarah pada festival durian yang juga duta petani andalan Sumbar tersebut mengatakan bahwa dengan adanya festival durian tersebut dapat diperoleh durian-durian unggulan di Solok Selatan, yang nantinya dapat dikembangkan dan disebarkan bibitnya oleh dinas terkait.
Disamping itu, Attila yang juga menjabat sebagai ketua asosiasi UMKM Solok Selatan tersebut juga berharap agar makanan olahan dari durian dapat dikembangkan oleh UMKM yang ada di Solsel.
“Kita dari asosiasi UMKM bersama dinas terkait siap untuk mendampingi industri kecil menengah yang akan membuat makanan olahan dari durian ini,” terang Attila.
Dalam rangkaian kegiatan Festival Durian, Attila menambahkan sebanyak 60 masyarakat di Lubuk Gadang Utara pada 1-2 Juni diberikan Pelatihan Olahan Durian seperti dodol durian, selai durian, cake durian dll.
“Diluar dugaan antusias masyarakat yang dilatih tsb mampu menampilkan produk olahan hasil pembelajaran mereka dg rasa lezat dan kemasan menarik. Ini bisa menjadi cikal bakal UMKM dan sumber penghasilan masyarakat,” ungkap Datuk Attila.
Festival yang juga diikuti dengan kegiatan makan durian gratis bersama masyarakat tersebut turut dihadiri oleh Wabup Solsel Yulian Efi, Ketua DPRD Zigo Rolanda beserta sejumlah anggota, Kajari M. Bardan, Sekdakab Doni Rahmat Samulo, Plh Pabung 0309 Kapten Inf. Suryadi, Polres, Ketua GOW dan IKA, OPD propinsi dan kabupaten, Kepala Bank Nagari Lubuk Gadang, niniak mamak dan tokoh masyarakat lainnya. (PARIWARA)
Discussion about this post