UTUSANINDO.COM, SOLOK – Satu tahun kepemimpinan Bupati Solok Epyardi Asda gebrakan menjalankan roda pemerintahan membuahkan hasil.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok tahun 2021 mencapai 3,32 persen, naik dari tahun sebelumnya. Data tersebut berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2022.
Pertumbuhan ekonomi salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perekonomian suatu wilayah. Laju pertumbuhan itu dihitung berdasarkan perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Di tahun 2021, nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mencapai Rp10,12 triliun. Sementara di tahun 2020 hanya Rp9,79 triliun.
Hal ini menunjukkan terjadi pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 sebesar 3,32 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang hanya 1,12 persen.
Nilai untuk PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Solok tahun 2021 mencapai Rp14,08 triliun, atau naik 0,56 triliun jika dibandingkan tahun 2020 yang hanya Rp13,52 triliun.
Kepala BPS Kabupaten Solok Hilda Jumat (22/4) mengatakan, dari 17 sektor usaha, kesehatan dan kegiatan sosial penyumbang angka tertinggi yakni 7,89 persen.
“Hampir semua mengalami pertumbuhan positif kecuali di bidang pertambangan dan penggalian yang kontraksi,”ujarnya
Selain kesehatan dan sosial, bidang penyedian akomodasi, makan dan minum tumbuh 6,95 persen, lalu disusul bidang informasi dan komunikasi 6,83 persen. Hanya sektor pertambangan dan penggalian pertumbuhan negatif yakni kontraksi sebesar 0,35 persen.
PDRB per kapita menjadi indikator tingkat kemakmuran juga mengalami kenaikan di Kabupaten Solok. PDRB per kapita merupakan nilai hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan pertumbuhan ekonomi dengan dengan jumlah penduduk.
Nilai PDRB per kapita Kabupaten Solok tahun 2020 tercatat Rp34,62 juta. Di tahun 2021 naik menjadi Rp35,72 juta.
Kebijakan pemerintah Kabupaten Solok berdampak besar dalam peningkatan ekonomi. Meski butuh modal yang tidak sedikit baik untuk memperkuat infrastruktur, fisik maupun sosial. Hal yang tak kalah penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM).
Bupati Solok Epyardi Asda saat baru dilantik sudah melakukan gebrakan dengan menolak menggunakan anggaran untuk pembelian mobil dinas baru dengan menggunakan mobil pribadi.
Program ekskavator untuk pembukaan jalan tani, pemberian bibit gratis, pemurnian beras solok, hingga menata kembali aset terutama di bidang kesehatan dan yang paling fenomenal adalah anggaran yang diberikan kepada nagari mencapai Rp100 miliar lebih.
“Saya sejak awal menjabat hanya ingin mengabdi untuk kampung halaman. Ingin membawa Kabupaten Solok kembali bangkit. Tentu itu tidak pekerjaan mudah, diperlukan kekompakan. Saya membuat konsep anggaran berbasis kebutuhan rakyat. Ini agar uang rakyat bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh rakyat,” ujarnya. (JK/Pariwara)
Discussion about this post