UTUSANINDO.COM, Padang – Alumni Belanda asal Sumbar soroti pentingnya kolaborasi keilmuan antar alumni untuk meningkatkan kemajuan pembangunan Daerah.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy dalam acara Nuffic Neso Indonesia bekerjasama dengan jaringan alumni Belanda di Sumatera Barat menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema ‘Alumni Belanda Bicara Pembangunan Sumatera Barat, yang dilaksanakan melalui platform zoom meeting, Kamis (6/5/2021)
Wagub Sumbar dalam kesempatan itu penyampaian keynote speech oleh Dr. (cand) Ir. Audy Joinaldy, dalam presentasinya memaparkan visi misi utama pemerintah Provinsi Sumatera Barat di masa pemerintahanya.
” Ada tujuh prioritas pembangunan Sumbat meliputi upaya: 1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berakhlakul mulia, sehat, berpengetahuan, terampil, dan berdaya saing. 2. Meningkatkan tata kehidupan sosial kemasyarakatan berdasarkan ABS – SBK 3. Meningkatkan nilai tambah dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.4. Meningkatkan usaha perdagangan dan industry kecil/menengah serta ekonomi berbasis digital. 5. Meningkatkan ekonomi kreatif dan daya saing kepariwisataan. 6. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan berkelanjutan. 7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang bersih, akuntabel serta berkualitas”, ungkapnya.
Audy yang juga alumni Wageningen University and Research Belanda ini juga menginformasikan, Pemerintah Sumatera Barat juga akan menyediakan beasiswa studi bagi masyarakat untuk bisa belajar di dalam dan luar negeri (termasuk di Belanda).
“Pemprov Sumbar juga akan memberikan bea siswa pendidikan bagi mahasiswa berprestasi dalam meningkatkan kemampuan dan keilmuannya melanjutkan pedidikan termasuk ke luar negeri sesuai ketentuan aturan yang berlaku nantinya,” ujarnya.
Audy juga mengatakan, keenam alumni yang hadir di forum FGD ini memantik dan memfasilitasi 6 isu strategis seputar upaya pembangunan Sumatera Barat seperti: Pandemi dan Pembangunan, Reformasi Birokrasi Keuangan, Pendanaan infrastruktur, konektivitas antara kota dan kabupaten, pembentukan jaringan alumni Belanda di Sumatera Barat, hingga best practices Birokrat yang kritis dan kreatif.
“FGD ini diharapkan bisa menjadi salah satu masukan konstruktif bagi pengambil keputusan di Sumatera Barat agar tujuan pembangunan daerah bisa dilakukan secara berkesinambungan, tepat waktu dan tepat sasaran,” harapnya.
Di awal acara, Inty Dienasari, perwakilan Nuffic Neso Indonesia yang menjabat sebagai koordinator bidang Education promotion, mengapreasi terselenggaranya acara ini.
” Peran alumni Belanda di negeri ini sangatlah vital bagi penguatan knowledge diplomacy (diplomasi pendidikan) antara Indonesia – Belanda, serta untuk memperkuat hubungan bilateral bagi kedua negara di masa kini dan mendatang. Semoga acara FGD ini menghasilkan usulan dan rekomendasi yang maslahat dan bermanfaat bagi kemajuan pembangunan, khususnya bagi provinsi Sumatera Barat, dan umumnya bagi bangsa Indonesia di masa mendatang,’ ungkapnya.
Sementara Alumni Belanda juga bicara Pembangunan Sumatera Barat, Sesi FGD alumni Belanda bicara Pembangunan Sumatera Barat ini dimoderatori oleh Wempie Yuliane, alumnus Vrije Universiteit Amsterdam yang kini tinggal dan bekerja di Padang.
Sesi FGD diawali dengan pemaparan materi seputar ‘Dampak pandemi COVID-19 pada ekonomi: bagaimana menyiasatinya?’ yang dipresentasikan oleh: Dr. Berlian Idriansyah Idris.
Berlian di awal presentasinya, alumnus kampus Erasmus University Rotterdam ini menguraikan sejarah berkembangnya Covid-19 hingga mewabah ke hampir seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
” Kita mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada gelombang kedua hingga varian baru dari Covid-19 yang lebih menular, sebagaimana negara lain sudah melaporkan peningkatan jumlah kasus baru dari varian baru covid-19 ini seperti Brazil dan India. Jangan lupa untuk selalu mawpada dan mengikut prokes sebagaimana arahan pemerintah, ujarnya!
Tentang dampak pada perekonomian, Dr. Berlian juga tidak dapat memungkiri bahwasanya pandemi Covid-19 telah banyak meluluhlantahkan sektor perkenonomian, banyak masyarakat yang di PHK, sektor usaha kecil dan menengah yang gulung tikar, dan lainya.
” Menurutnya ilmu resilient (tetap kuat dan tanggap di tengah kondisi) adalah sebuah keniscayaan. Semua tengah berjuang menghadapi wabah yang tidak diduga duga ini, tidak ada cara lain yang paling efektif selain kita bahu-membahu bergotong royong memulihkan sektor ekonomi bersama-sama, tentunya dengan tetap memperhatikan prokes dan menjaga Kesehatan, katanya.
Pembahasan selanjutnya disampaikan oleh Herry Hernawan, M.Sc yang menyoroti seputar upaya reformasi birokrasi di lingkungan pemerintahan, khususnya di Kementerian Keuangan. Salah satu catatan yang ia kemukakan adalah pentingnya penguatan kapasitas, kapabilitas dan intergritas bagi sumber daya manusia di suatu tatanan birokasi.
“Program yang dibuat atau dirancang oleh pemerintah baru bisa berhasil kalau birokrat yang melaksanakannya memiliki kapasitas dan kapabilitas serta integritas yang kuat dalam mewujudkan rencana tersebut, tegasnya.
Dian Permatati, alumnus kampus Vrije Universiteit, Amsterdam, ini merekomendasikan pentingnya optimalisasi KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) dalam hal penyediaan infrastruktur. Ia tegaskan bahwasanya manfaat utama dari optimalisasi KPBU yang efektif dan transparan akan berdampak positif pada penyediaan pelayanan publik yang berkualitas tinggi, reformasi administrasi, pengaktifan perekonomian lewat penciptaan kesempatan bisnis bagi sektor swasta, hingga berkurangnya jangka waktu pembangunan fasilitas.
‘ Terkait dengan upaya membangun konektivitas antar kota dan kabupaten, Daniel Ilyas, alumnus kampus University van Amsterdam (UVA) ini mengemukakan beberapa catatan penting diantaranya adalah: Konektivitas adalah suatu hal yang sangat penting karena selain meringankan dan mempermudah faktor produksi, distribusi dan konsumsi suatu daerah hingga menentukan peningkatan aktifitas ekonomi nasional dan daerah. Sebagai pegiat bidang ekonometrik, ia juga mengingatkan pentingnya pengadaan dan penguatan data dalam pembangunan ekonomi di masa mendatang,” ungkapnya.
Lebih jauh lagi Dian Permatati juga katakan sejumlah hal yang perlu diperhatikan dan dibahas terkait isu konektivitas dalam & antar kota\kabupaten, seperti Pembangunan infrastruktur transportasi dan pertumbuhan kota kedepannya.
“Feasibilitas pengadaan moda transportasi publik dalam kota (isu self-finance, permintaan, dan lain sebagainya), juga Pembangunan infrastruktur transportasi dan pengaruhnya terhadap perkembangan tata ruang di masa yang akan datang,” ujarnya.
Wiby Agung Nugroho, alumni yang kini bekerja sebagai financial controller di XPO logistics utrecht, banyak menyoroti pentinganya penguatan jaringan alumni bagi pembangunan daerah. Sambil mengajak nostalgia seputar pengalaman belajar belajar dan hidup di Belanda, Wiby juga mengajak semua rekan-rekan alumni Belanda di sumatera Barat untuk mau andil dalam kemajuan dan pembangunan daerah.
“Kita pernah belajar di Belajar di Belanda, sense of belonging ini menjadi modal utama, juga tentunya, setiap dari kita mempunyai kemampuan dan expertise yang berbeda-beda, itu adalah suatu hal yang lumrah sekaligus menjadi istimewa, karena denganya kita bisa saling merangkul, bahu-membahu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk sama-sama melangkah melakukan perubahan bagi daerah tercinta,” ungkapnya.
Materi terakhir disampaikan oleh H. Novrial, SE, MA, Ak. Alumnus Institute for Housing and urban development studies Erasmus University Rotterdam yang kini menjabat sebagai kepala dinas Pariwisata provinsi Sumatera Barat ini menyoroti sejumlah peluang dan tantangan bagi sektor pariwisata di Sumatera Barat, mulai dari aspek budaya yang menjadi DNA Pariwisata Sumatera Barat, Wisnus dan perantau sebagai porsi terbesarnya, hingga sosiologis etnik minang yang unik yang bisa menjadi peluang sekaligus tantangan pariwisata Sumatera Barat.
Selanjutnya, Novrial juga menawarkan beberapa solusi pengembangan pariwisata di Sumatera Barat, mulai dari reorientasi strategi pengembangan, fokus pada transformasi SDM, optimalisasi prioritas pembangunan hingga promosi efektif dan efesien.
Acara FGD yang berakhir tepat pukul 12.30 WIB ini menghasilkan beberapa catatan dan rekomendasi untuk membantu mewujudukan program dan visi misi pemerintah provinsi Sumatera Barat, yang rencananya, catatan usulan dan rekomendasi tersebut akan disampaikan langsung oleh perwakilan alumni Belanda di Sumatera Barat kepada pemerintah Provinsi Sumatera Barat setelah hari raya Idul Fitri 1442 H.
FGD yang dilaksanakan selama kurang lebih 2 jam ini menghadirkan enam alumni Belanda asal Sumatera Barat dari beragam disiplin keilmuan: Dr. Berlian Idriansyah Idris (Bidang Kesehatan), Herry Hernawan, M.Sc (bidang ekonomi dan keuangan), Dian Permatati (Bidang Teknik sipil), Dhaniel Ilyas, M.Sc (Bidang ekonometrik), Wiby Agung Nugroho (bidang financial controller dan logistik), serta H. Novrial, SE, MA, Ak (bidang pariwisata).
(Biro Humas Setdaprov Sumbar )
Discussion about this post