UTUSANINDO.COM, PAINAN – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Sungai Tawa atau lebih dikenal dengan Pantai Suta, di Kenagarian Koto Nan Duo, Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan terus berbanah untuk mengembangkan destinasi lebih baik.
Pembenahan dasar yang dilakukan dengan membersihkan kawasan dan menciptakan wahana air dengan membuat rakit untuk membawa pengunjung memutari kawasan sungai yang dilingkari pohon nipah
Ketua Kelompok Sadar Wisata Pantai Suta mengatakan Pantai Suta harus bangkit dan maju kembali. Masyarakat dan anak milenial di Kampung Pandan di Nagari Koto Nan Duo, Kecamatan Batang Kapas tersebut tidak boleh putus asa untuk mengembangkan potensi wisata di daerah mereka.
“Kita tidak memungkiri, memang akibat Pandemi, kunjungan wisatawan ke Pantai Suta beberapa bulan lalu menurun drastis. Tapi, saat ini kami melihat sudah mulai ada kunjungan. Ini menjadi bukti kalau Pantai Suta masih menarik minat pengunjung,” jelas Eka, Minggu (12/12).
Seiring dengan swadaya masyarakat dan Pokdarwis Pantai Suta memajukan destinasi, kata Eka Pantai Suta masih memiliki segala macam kekurangan yang mesti dilengkapi.
Kekurangan Pantai Suta masih berkutat pada infrastruktur dasar. Yaitu belum adanya Toilet, Musala serta Gapura atau pos jaga di pintu masuk kawasan Suta.
“Untuk itu, kami meminta dan mendorong pemerintah nagari agar dapat melengkapi kebutuhan infrastrukutur dasar tersebut. Ini yang masih menjadi harapan kami semua,” ulasnya.
Menanggapi hal itu, Wali Nagari Koto Nan Duo, Mahardicka mengakui infrastruktur dasar di desa wisata Pantai Suta memang belum terlengkapi di 2021.
“Tapi, Insyaallah, melihat kekompakan dan semangat Pokdarwis menggerakkan wisata itu, kita akan upayakan untuk membangun Toilet dan Musala di 2022 mendatang,” katanya.
Disebutkan, sebagai Wali Nagari yang baru menjabat beberapa bulan, dia melihat masih banyak upaya pembenahan yang harus dilakukan untuk kemajuan di kawasan nagari Koto Nan Duo.
Selain, Pantai Suta, lanjut dia masih terdapat objek wisata lain yang perlu digerakkan oleh rekan-rekan Pokdarwis. Yaitu Objek wisata Teluk Kasai dan Labuang Baruak.
“Saya berharap, mari kita bergerak bersama mengali potensi di masing-masing kampung untuk kesejahteraan masyarakat lokal yang lebih baik,” tuturnya.
Diketahui, sebelumnnya Pantai Suta ramai pengunjung dengan keberadaan rakit bambu yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat. Akibat Pandemi, destinasi itu sepi pengunjung. Namun, kini satu per satu destinasi mualai dikunjungi.
Sementara, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pesisir Selatan menginginkan setiap desa wisata yang ada mampu bergerak inovatif sesuai kearifan lokal.
Lebih dari itu, bagaimana Pesisir Selatan yang kaya akan potensi wisata mampu menciptakan wisata murah.
Hal itu bukan tidak mungkin, karena dengan pengelolaan desa wisata yang optimal dengan segala pesona dan keunikannya, pengunjung lokal tidak perlu lagi berwisata jauh-jauh dengan mengeluarkan biaya yang cukup mahal.
“Ini perlu kita dorong agar masyarakat bisa berwisata tanpa harus berbiaya mahal. Sebab berwisata itu sudah menjadi kebutuhan setiap orang, sehingga masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah bisa menikati tanpa perlu keluar jauh-jauh,” jelas Suhendri, Kepala Disparpora Pessel.
Untuk mendongkrak kemajuan dan menarik minat pengunjung, maka pembangunan infrastruktur dasar di desa wisata tersebut perlu didukung melalui sentuhan dana desa.
“Kita ingin dalam APB Nagari mengintervensi anggaran untuk pembangunan infrastruktur dasar di desa wisata. Dan itu belanja wajib karena sudah dimasukkan ke dalam Perbup,” jelasnya.
Discussion about this post