UTUSANINDO.COM, Padang Pariaman– Para perangkat Nagari III Kota Awua Malintang semakin bersemangat untuk meningkatkan promosi potensinya, karena masuk nominasi Nagari peraih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2020.
“Bagi kami keterbukaan informasi kepada publik tidak boleh hanya pasif saja. Bukan hanya ketika wartawan berkunjung atau ada pihak yang berkepentingan lainnya yang bertanya saja kita beberkan informasi nagari kita. Kita juga harus aktif, baik ditanya atau tidak. Mana yang perlu dibeberkan dan diinformasikan dengan baik, akan segera kita sebarkan,” kata Wali Nagari III Koto Awua Malintang Azwar Mardin, Rabu, 18 November 2020.
Dikatakannya, langkah ke arah keterbukaan yang lebih aktif sedang dirintis dengan menyiapkan sebuah pola branding nagari.
“Kami sudah berkonsultasi dengan para praktisi branding, salah satunya yang ada di Piaman ini yakni MUhammad Fadhli atau yang terkenal dengan panggilan Ajo Wayoik. Dari beliau kami dapat masukan untuk benar-benar serius menjadikan keterbukaan informasi publik sebagai elemen dasar dalam membranding nagari,” sebutnya.
Diceritakannya, saat ini bersama Forum Batajau Seni Piaman yang diketuai Ajo Wayoik, sudah disiapkan sejumlah perangkat branding tersebut.
“Kami tengah menyiapkan logo hingga soundtrack untuk berbagai bentuk promosi dan penyampaian informasi kepada publik,” terangnya.
Dengan adanya logo dan soundtrack ini, diharapkan informasi yang sampai kepada masyarakat terutama lewat media sosial akan lebih menarik dan mendapatkan apresiasi yang baik.
Azwar juga memastikan di tahun 2021, proses branding berbasiskan keterbukaan informasi ini akan dirayakan dalam sebuah festival khusus.
“Kami akan gelar festival branding bersama Forum Batajau Seni Piaman. Dari beberapa pembicaraan dengan pengurus FBSP, kita sudah sepakat untuk menggelarnya dalam format yang lebih menarik dari festival-festival yang pernah ada sebelumnya,” sebut Azwar Mardin.
Sementara, Sekretaris Nagari Asrul Khairi mengatakan seyogyanya proses branding yang berujung pada festival ini akan digelar di 2020.
“Tapi berhubung covid, berbagai persiapan terpaksa diundur. Namun itu tidak masalah. Bagi kami dan Forum Batajau Seni Piaman, waktu yang lebih panjang adalah kesempatan untuk mempersiapkan segala sesuatunya secara lebih matang,” katanya.
Sementara, Ajo Wayoik mengatakan, proses branding yang dilakukan oleh Nagari III Koto Awua Malintang adalah pilot project yang secara konsep sudah benar-benar dimatangkan.
“Proses rekaman soundtrack sudah selesai. Logo tinggal dipresentasikan kepada Bamus dan Tokoh-tokoh di III Koto Awua Malintang. Jika ini sudah selesai, kita akan lanjut pada upaya penyiapan landmark yang akan diresmikan saat festival,” sebutnya.
Branding kata Ajo Waoyik adalah langkah paling penting dalam menggerek nama Nagari, sekaligus meningkatkan antusiasme publik untuk mengetahui berbagai informasi dari sebuah nagari.
“Hari ini branding sudah keluar dari konsep purbanya sebagai bagian dari periklanan produk semata. Orang sudah membranding pribadinya, organisasinya, hampir segalanya. Lalu kenapa nagari kita sendiri tidak kita branding?” katanya.
Sebagai akademisi yang juga sudah sukses membranding “Wayoik!” sebagai produk yang berkarakter, dan Batajau Seni sebagai sebuah gerakan kesenian, Ajo yakin nagari-nagari dapat digerakkan pula untuk menuju arah baru dalam penyampaian informasi dan promosi-potensinya kepada khalayak.
“Orang bicara branding cenderung pada medianya. Media tentu penting. Tapi kita tidak boleh lupa dengan konten yang perlu disiapkan. Lewat komitmen untuk benar-benar serius dalam menjalankan amanah keterbukaan informasi badan publik, Nagari III Koto Awua Malintang kini semakin menarik untuk dibranding. Dan ini patut menjadi percontohan bagi nagari lain,” sebut salah seorang pengurus Sumbar Kreatif ini. (rilis)
Discussion about this post