UTUSANINDO.COM, PADANG– Ketua Jaringan Jurnalis Siaga Bencana (JJSB), yang juga reporter Trans TV dan CNN, juga Detik.com serta menangani media lokal lainnya Jhonedi Lambang, mengatakan, bencana tidak bisa diliput dari luar lokasi, karena akan menyebabkan informasi tidak jelas.
Berita mengenai bencana merupakan sesuatu yang amat update dan populer untuk dibaca publik, sehingga harus tepat dan akurat, maka harus diberitakan dari lokasi atau tepatnya titik nol.
Dikatakan Jhon Kambang, yang sering alpa bagi jurnalis adalah mengingatkan masyarakat pra bencana dan pasca bencana, sehingga ada beberapa tindakan yang semestinya dilakukan tidak terlaksana.
“Prinsip yang harus dilakukan wartawan dalam melaporkan bencana, keselamatan jurnalis harus lebih penting dari nilai berita dan selalu memakai etika,” ulas Jhonedi Kambang, dalam diskusi Mitigasi Bencana di Sumbar, disalah satu hotel di kota Padang, Kamis (4/3/2021).
Jhonedi juga mengatakan, organisasi JJSB terus akan memberikan informasi, agar suaga terhadap bencana, karena Sumatera Barat khususnya Padang merupakan etalase bencana.
Diskusi yang dmodiratori Ketua Komunitas Pemerhati Sumbar (KAPAS) Isa Kurniawan, juga dihadiri akademisi, jurnalis, dan penggiat bencana, terasa menjadi hidup dan semarak ketika membahas jurnalis titik nol.
Dalam menyikapi berbagai pertanyaan, Jhonedi Kambang terlihat rileks memberikan berbagai jawaban, termasuk juga dengan etika penyampaian berita dan dalam menghimpun berita di lokasi bencana.
“Intinya, jurnalis harus terus memberi masukan pada masyarakat pra bencana dan pasca bencana, sehingga korban bisa diminimalisir, dan bantuan serta perbaikan bisa sampai kesadaran,” ulas Jhon.
Jurnalis akan terus membantu berbagai pihak dalam menyiarkan kesiapan penanggulangan serta antisipasi banyaknya korban, tukuk Jhonedi Kambang menutup penjelasannya.(Dew)
Discussion about this post