UTUSANINDO.COM, PADANG —Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Agam nomor urut 1, Taslim-Syafrizal secara substansi dan penyampaian terlihat yang paling siap dalam Debat Publik Putaran I yang diadakan KPU Agam, Kamis (12/11) malam, bertempat di studio Padang TV, Lubuk Buaya, Padang.
Pada segmen pertama penyampaian visi misi, dari keempat pasangan calon, Taslim dalam penyampaiannya sangat lugas dan bisa memanfaatkan waktu yang disediakan selama 3 menit, sementara calon lain terlihat gagap dengan membaca teks, dan waktu yang tidak terkontrol.
Segmen kedua yang membahas tata kelola pemerintahan, terlihat Taslim lebih mengusai issu-issu tata kelola pemerintahan Agam ke depan, dimana harus transparan, akuntabel dan menjauhi Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Pengawasan jalannya pemerintahan dengan melibatkan masyarakat Agam secara keseluruhan.
Pelayanan publik yang menjadi bahasan segmen ketiga, jawaban ke-empat pasangan calon terasa normatif. “Penggunaan teknologi informasi akan menjadi prioritas nantinya ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ujar pasangan nomor urut 3, Trinda Farhan-Kasni, saat menjawab pertanyaan moderator, memulai segmen ketiga.
Di segmen ketiga ini muncul ide strategis dari pasangan nomor urut 1 Taslim-Syafrizal mengenai pelayanan dasar di bidang kesehatan, yakni pendirian RSUD di Agam bagian timur. “Di Agam bagian barat sudah ada rumah sakit, dan untuk pemerataan pelayanan kesehatan, kami pandang perlu adanya RSUD di Agam bagian timur, karena 60 persen penduduk Agam itu berada di timur,” ucap Taslim.
Segmen ke-empat dan kelima, di antara para calon memberikan pertanyaan kepada pasangan calon lain, kemudian ada ruang untuk pasangan calon melakukan sanggahan, atau mendebatnya.
Saat berdebat, Taslim sempat mengkritisi visi misi Agam Madani dari pasangan Trinda Farhan-M Kani. “Selama ini Agam Madani itu baru retorika semata. Bagaimana mau Agam Madani, kalau untuk guru mengaji saja honornya hanya Rp1 juta setahun?” tukas Taslim, mengarah ke Trinda yang selama ini menjadi Wakil Bupati Agam.
Untuk melakukan reformasi birokrasi, bagi pasangan calon nomor urut 4, Andri Warman-Irwan Fikri akan mengangkat tenaga ahli dari para pakar, tetapi hal ini didebat oleh pasangan Trinda Farhan-M Kasni bahwa yang terpenting adalah bagaimana membangun sistem, kemudian memberi ruang kepada masyarakat untuk melakukan kontrol.
Pasangan calon nomor urut 2, Hariadi-Novi Endri juga menyorot masalah masyarakat yang tidak tuntas-tuntas, yang mengarah ke pasangan inkumben Trinda Farhan-M Kasni. “Seperti masalah Bukit Kapur di Kamang, dan masalah Danau Maninjau yang dana ke sana banyak, tapi masalahnya tidak juga tuntas,” pungkas pasangan Hariadi-Novi Endri.
Segmen terakhir, menjawab bagaimana penanganan Covid-19, masing-masing pasangan calon memberikan jawaban yang hampir senada, bahwa pandemi ini harus dihadapi dengan serius, disiplin, dengan penerapan protokol kesehatan yang telah ditetapkan secara ketat.
Adapun Debat Publik Putaran I Pilkada Agam ini, tim perumus pertanyaan datang dari akademisi perguruan tinggi yang ada di Sumbar, di antaranya; Yulhendri (Dosen Fakultas Ekonomi UNP), Aidinil Zetra (Dosen Fisip Unand), Ismail (Dekan Fakultas Syariah IAIN Bukittinggi), Nurus Sa’adah (Dosen Sosiologi UIN Padang) dan Beni Kharisma Arrasuli (Dosen Fakultas Hukum Unand).
Acara debat calon Bupati dan Wakil Bupati Agam putaran pertama yang dibuka Ketua KPU Agam Riko Antoni ini, dihadiri Pjs Bupati Agam, forkopimda yang diundang secara live streaming, dan pendukung calon secara terbatas. Acara ini diselenggarakan tetap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
(Rel)
Discussion about this post