UTUSANINDO.COM,(PADANG) – Gubernur Sumbar dan Wakil Gubernur Sumbar melalui BPBD provinsi maupun kabupaten dan kota telah melakukan upaya penanganan dengan baik. Bahkan, Kepala BNPB sering kali melakukan rapat koordinasi dengan kepala daerah, serta BPBD setempat dalam menyikapi kondisi bencana di daerah.
Dalam penanganan bencana, pihaknya terus berupaya memberikan pengetahuan mitigasi bencana kepada kemasyarakat. Semuanya dilakukan demi mengurangi dampak dan risiko bencana.
Apalagi, bencana datang tanpa bisa ditebak. Selain kesiapan menghadapi bencana, pihaknya juga siap menangani pascabencana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Sumbar, Erman Rahman mengatakan, bencana di Ranah Minang sangat beragam.
Misalnya banjir, longsor, pohon tumbang, badai, abrasi pantai, kekeringan, orang hilang, luapan air, pergeseran tanah, gempa bumi, jembatan runtuh, kabut asap, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), puting beliung, hingga orang tenggelam.
“Jika dirincikan, pohon tumbang berada pada urutan pertama dengan jumlah kejadian terbanyak, yakni 293 kali. Kemudian disusul banjir dengan jumlah 154 kejadian,” kata Erman di Padang, Senin (30/12).
Bencana karhutla sebanyak 99 kali, peristiwa pergeseran tanah 93 kali, puting beliung 36 kali, kekeringan 13 kali, banjir bandang 13 kali, gempa bumi merusak 12 kali, jembatan runtuh 8 kali, kabut asap 6 kali, luapan air 5 kali, abrasi pantai 4 kali, orang tenggelam 3 kali, pergeseran tanah 2 kali, dan angin badai 2 kali.
Setidaknya 16 bencana di 19 kabupaten dan kota di Sumbar, menyebabkan taksiran kerugian Rp166,3 miliar. Rinciannya terdiri dari, 453 hektare sawah terendam, 3.618 rumah terendam, 703 rumah rusak, dan 19 jembatan amblas. Kemudian kerusakan pada 25 bangunan lain, 7 sarana kesehatan, 25 rumah ibadah, 22 sekolah, 751 kios, 96 kebun, 19 titik irigasi, 12 kolam, 2 perkantoran, dan 2 jalan amblas.
“Sedangkan atas kejadian bencana itu, menyebabkan 3.026 orang mengungsi, 78 orang luka-luka, dan meninggal dunia sebanyak 10 orang,” ungkap Erman.
Jumlah kejadian bencana di 2019 menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurutnya, hal itu menunjukkan bukti mitigasi bencana yang dilakukan ke masyarakat dinilai berhasil. Tentu ini berdampak pada penurunan kerugian, terutama jumlah korban jiwa. (Humas – Sumbar/za)
Discussion about this post