UTUSANINDO.COM, Padang. — Potensi dualisme yang terjadi di organisasi kepemudaan tepatnya Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumbar, membuat sejumlah mantan Ketua KNPI Sumbar risau. Karena, kondisi ini tidak pernah terjadi di Sumbar.
“Sebenarnya kami tak ingin ikut campur soal dualisme di tubuh KNPI Sumbar ini. Jangan sampai terjadi. Tapi, karena kondisinya sudah terjadi, membuat kami terpanggil untuk menyikapinya,” ujar mantan Ketua KNPI Sumbar, Hendra Irwan Rahim, didampingi sejumlah mantan Ketua KNPI di zamannya masing-masing. Terlihat Asnawi ‘Ucok’ Bahar, Kandris Asrin, Yul Akhyari Sastra, Marzul Veri, Rizaldi Algamar, dan Adib Fikri.
Hendra yang juga Mantan Ketua DPRD Sumbar ini menghimbau agar kedua pihak duduk bersama. Bahkan kalau perlu menggelar musda bersama.
“Agar tidak muncul perpecahan, kita himbau kedua kelompok untuk bisa saling menahan egonya untuk keutuhan dan bersatunya pemuda di Sumbar,” tambah Kandris Asrin.
Sebenarnya, ujar Adib Alfikri, dualisme kepemimpinan kepemudaan di Indonesia sudah terjadi sejak kepemimpinannya sebagai Ketua KNPI Sumbar pada 2011 lalu. Namun, di Sumbar, dualisme itu tidak terjadi. Kepengurusan KNPI Sumbar tetap satu dan solid.
“Kita minta Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Sumbar untuk turun tangan memfasilitasi dan memediatorinya,” ungkap Adib. (ms/)
Discussion about this post