UTUSANINDO.COM – Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Pariwisata Direktorat Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I Oni Yulfian, Pariwisata di Sumatra Barat mengakui potensi besar wisata lalam yang dimiliki Sumbar.
Keindahan dan kemolekan alam provinsi Sumatera Barat yang berada di sisi barat Pulau Sumatera, memang sangat luar biasa.Sumatera Barat memiliki paket lengkap mulai dari pantai, laut, pulau, danau, bukit, lembah, pegunungan, kuliner hingga adat istiadat yang sayang dilewatkan sebagai salah satu tujuan wisata.
“Keindahan pesona alam Sumatera Barat memang sudah menjadi perhatian Kementerian Pariwisata dan sudah ada rencana untuk pengembangan, sudah ada strategi dan renstra dari kementerian, namun akibat pandemi corona, strategi dari kementerian jadi berubah, dari awal bagaimana meningkatkan kuantitas namun saat ini menjadi bagaimana upaya mempertahankan pariwisata di tengah pandemi,” sebut Oni.
Untuk tahun 2020 Sumatera Barat sangat berharap tambahan 1 juta orang kunjungan ke Sumbar, sesuatu yang wajar, karena kinerja wisatawan nusantara tahun 2018 sudah mencapai 8,1 juta, jadi rasanya dengan adanya event yang begitu padat di tahun 2020 dan keindahan Alam yang kita miliki wajar kita berharap lebih”, ujar Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat Novrial, SE, MA, Akt
Namun, keindahan panorama alam saja belumlah cukup untuk membuat wisata alam di daerah ini diminati para pelancong. Perlu upaya serius untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung, sehingga panorama yang indah nian itu menjadi tempat yang menggiurkan untuk dikunjungi dan berdiam berhari-hari di situ.
Tetapi, keterbatasan anggaran, memaksa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar dan pemerintah kabupaten/kota untuk mencari cara buat mendanai kawasan panorama alam tersebut menjadi destinasi dengan fasilitas berbintang.
Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata, Drs.Doni Hendra.MM bahwa, Dinas Pariwisata Sumbar mengatakan bahwa ada dua KEK yang direncanakan. Yakni KEK Mandeh di Pesisir Selatan (Pessel) dan KEK Mentawai.
“Kalau untuk Mentawai, KEK nya sudah sampai usulan pak gubernur ke pusat lewat Dewan KEK Nasional, koordinatornya Kemenko Ekonomi.
Untuk KEK Mentawai, saat ini tengah diselesaikan urusan pembebasan tanah, sekaligus melakukan edukasi pada masyarakat. “Untuk pembebasan lahan, menjadi syarat utama dalam pengajuan ke Dewan KEK Nasional, dengan adanya bukti dari BPN oleh pihak ketiga yang akan mengolah KEK tersebut,” katanya.
Sementara untuk mengedukasi masyarakat, diharapkan pemerintah setempat proaktif melakukannya. “Kalau edukasi masyarakat ini dipercayakan kepada pemda setempat untuk mengedukasi dan mensosialisasikan mengenai KEK itu sendiri,” ujarnya.
Sedangkan untuk KEK Mandeh, tepatnya di Bukik Ameh, kata Doni Hendra saat ini kawasan seluas 400 hektare itu sudah ada investornya. “Dan sudah melakukan nota kesepahaman (MoU) dengan Bupati Pessel,” ujarnya.
Progres upaya mewujudkan KEK Mandeh memang relatif lebih cepat. Selain kawasan ini memang digagas lebih awal dibandingkan KEK Mentawai, mobilitas menuju lokasi juga relatif lebih gampang. Apalagi sejak beberapa tahun terakhir dilaksanakan pelebaran jalan menuju kawasan Mandeh. alah satu caranya adalah dengan mendorong kawasan itu menjadi kawasan ekonomi khusus atau KEK,” ujar Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Sumbar, Doni Hendra.
Keindahan alam bumi Ranah Minang nan elok tersebut bukan hanya gembar-gembor semata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pusat Kajian Sosial Budaya dan Ekonomi (PKSBE) Universitas Negeri Padang , sebagian besar wisatawan yang berkunjung mengakui daerah itu memiliki daya tarik berupa alam yang indah.
Sebut saja Pantai Padang dengan segala pesonanya untuk menikmati matahari terbenam, atau bagi yang penasaran dengan legenda si Malin Kundang anak durhaka bisa datang ke Pantai Air Manis.
Jika suka wisata air sejumlah pulau-pulau kecil di Padang juga tak kalah menggoda untuk dikunjungi, mulai dari Pasumpahan, Pamutusan hingga kawasan Mande yang disebut sebagai Raja Ampatnya Sumbar.
Atau bagi yang suka berekreasi ke pegunungan, Bukittinggi menjadi pilihan. Ada juga sejuknya hawa kota dengan ikon jam gadang hingga pemandangan eksotik Ngarai Sianok yang membuat mata tak jemu memandang.
Belum lagi Danau Kembar, Danau Maninjau hingga Danau Singkarak yang juga tak kalah menarik untuk disinggahi.
Tentu saja semua itu kian sempurna dengan sajian kuliner yang kaya, mulai dari nasi kapau, sate, gulai kepala ikan, soto padang, rendang sampai beragam penganan tradisional yang menggugah selera.
Tidak hanya itu sejumlah daerah juga punya aktraksi budaya yang unik, seperti Hoyak Tabuik di Pariaman, Pacu Jawi di Tanah Datar hingga wisata religi ke sejumlah masjid yang indah dan memesona.( Humas- Sumbar//chan)
Discussion about this post