UTUSANINDO.COM, PADANG – Kepala perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Barat Misran Pasaribu mengatakan, kontribusi sektor ekonomi terbesar PDRB Sumbar ialah pertanian, kehutanan dan perikanan 21, 96 persen pengaruh terhadap PDRB.
“Sektor perdangan besar, eceran l, reparasi mobil, dan sepeda motor 15, 72 persen, transportasi – pergudangan 10, 41 persen dan kontruksi 10,52 persen pengaruh terhadap PDRB,” ujar Misran Pasaribu didampingi Dahniel Apriadi kepala sub bagian pengawasan Bank OJK Sumbar selaku moderator saat acara media Lunching peran sektor jasa keuangan dalam membantu percepatan pemulihan ekonomi, di Grand Zuri Padang, Kamis, 27 Mei 2021.
Menurut Misran Pasaribu, perkembangan jumlah industri jasa keuangan di Sumbar ada 28 Bank Umum konven dah syariah, 1 berkantor pusat 91 BPR/BPRS
60 lembaga pembiayaan, 8 LKM/S, 4 Lembaga keuangan khusus, 44 perasuransian, 1 pe modal ventura , 3 dana pensiun,
10 securitas, 12 bank APERD, 10 galeri investasi.
Kinerja Perbankan Sumbar
Aset Rp 64,66 trilun (y0y 41, 14 persen), DPK Rp 48, 32 persen (YoY) 6, 38 persen, Kredit/PYD Rp 57, 14 trilun (5,32 persen Desember 2020- 20 desember 2021
NPL/F 2,13 persen kebijakan stimulus diberikan OJK berdampak menjaga stabilitas jasa keuangan Indonesia
LDR 118, 27 persen sejalan dengan peningkatan kredit, karakteristik Bank Sumbar berasal dari pinjaman antar kantor, makanya LDR cukup baik.
DPK, Kredit perjenis Maret 2021
Giro Rp 7, 17 Triliun, Tabungan 11, 94 persen (Rp 26,44 persen) Dan Deposito Rp 14,71 Triliun (0, 83 persen)
Konsumsi
Investasi menurun (-1,46 persen) Rp 8,05 triliun, modal kerja Rp 21,33 trilun, penyaluran kredit kepada sektor produktif didominasi sektor perdagangan, pertanian, dan konstruksi.
TPAD telah meningkatkan penyaluran sektor pertanian kepada masyarakat.
“Masa pandemi mendorong perbankan penyaluran kredit untuk sektor pertanian meningkat Rp 7, 8 triliun pada tW I tahun 2020, Rp 8,6 trilun pada tahun 2021.
“Kinerja perbankan syariah kurang lebih sama, demikian pula perbankan syariah, peningkata aset Rp 6,83 triliun, untuk aset meningkat, DPK Rp 6,50 trilun, PYD Rp 5, 13 trilun,” ujar Misran.
Lanjut Misran, pertumbuhan Bank Syariah lebih tinggi dibanding bank Konvesional, ini membuktikan Bank Syariah memiliki tempat bagi masyarakat Sumbar. Tercermin dari data dimiliki Bank Syariah lebih baik dari bank Konvesional.
“NPF (2, 47 persen maret 2020, FDR 79, 02 persen 2021 bank Syariah. Kinerja BPR/BPRS dbSumbar memilikin pertumbuhan cukup baik dibanding tahun 2020, dengan aset Rp 2,11 persen, DPK Rp 1,62 triliun dan kredit Rp 1, 58 trilun,” ujar Misran.
Discussion about this post