UTUSANINDO.COM, SAWAHLUNTO – Wali Kota Sawahlunto Deri Asta meninjau SMP Negeri 6 Sawahlunto yang saat ini ditetapkan Kemendikbud sebagai percontohan sekolah penggerak di kota itu.
“Hari ini dalam kesempatan menjadi pembina upacara di SMP Negeri 6 Sawahlunto, kami sekaligus memantau perkembangan sekolah ini sebagai sekolah penggerak. Alhamdulillah tadi dilaporkan oleh Kepala Sekolah program sekolah penggerak ini berjalan lancar, segala tantangan dalam melaksanakannya dapat dilalui dengan baik,” kata Wali Kota Sawahlunto Deri Asta, pada Senin 15 Agustus 2022.
Wali Kota Deri Asta menyampaikan Pemko Sawahlunto yang komitmen berpihak pada pendidikan secara berkala melakukan pemantauan terhadap perkembangan pendidikan di sekolah-sekolah.
“Pemko Sawahlunto mengapresiasi dan mendukung SMP Negeri 6 Sawahlunto sebagai sekolah penggerak. Bentuk dukungan bisa melalui alokasi anggaran maupun program kerja, untuk teknisnya itu dikoordinasikan melalui Dinas Pendidikan,” kata Wali Kota Sawahlunto Deri Asta.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto Asril menyebut saat ini di Sawahlunto ada sejumlah sepuluh sekolah yang ditetapkan Kemendikbud sebagai sekolah penggerak.
“Sesuai SK Kemendikbud, sepuluh sekolah itu adalah ; TK Nurul Huda Kumbayau, TK Alam Talago, SDN 28 Santur, SDN 02 Lunto Timur, SDN 03 Tumpuk Tangah, SDN 01 Talawi Mudik, SMPN 6 Sawahlunto, SMPN 3 Sawahlunto, SMAN 3 Sawahlunto dan SMAN 2 Sawahlunto,” ujar Asril merinci.
Asril menyebut sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan membentuk SDM kepala sekolah dan guru yang unggul.
Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Sawahlunto Ramayenti mengatakan sebagai sekolah penggerak maka di sekolah yang berlokasi di Desa Muaro Kalaban Kecamatan Silungkang itu kini menerapkan kurikulum merdeka belajar.
“Dalam kurikulum merdeka belajar ini sebagai penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, sehingga ada beberapa perubahan dan peningkatan sistem dan unsur-unsurnya. Awalnya tentu saja ini menciptakan tantangan tersendiri dalam menyesuaikan diri bagi para guru dan siswa, namun dengan komitmen kerja keras dan kekompakan semua tantangan itu bisa dilalui dengan baik,” kata Ramayenti.
Ramayenti menambahkan salah satu keunggulan dari kurikulum merdeka belajar adalah siswa didorong belajar secara holistik/terpadu dari merancang sebuah proyek yang didasarkan pada kekayaan potensi sosial budaya di lingkungan masing-masing.
“Istilahnya proyek penguatan profil pelajar Pancasila yang merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi. Di SMP Negeri 6 Sawahlunto proyek itu kita terapkan dengan membuat makanan khas daerah seperti sate Muaro Kalaban dan lain-lain,” kata Ramayenti. (Humas)
Discussion about this post