UTUSANINDO.COM, PADANG – Setelah sebelumnya melakukan sosialisasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) dengan kelompok Wanita dishabilitas atau masyarakat berkebutuhan khusus, hari ini KPU kembali melakukannya dengan kelompok Persatuan Penyandang Dishabilitas Indonesia (PPDI) Sumbar, Minggu (22/11/2020).
Sekitar 50 orang peserta dishabilitas, mengikuti acara sosialisasi dengan serius, bahkan menyimak semua penjelasan dari narasumber dengan seksama.
Sosialisasi kali ini menghadirkan narasumber Kordiv Sosialisasi dan Parmas KPU Sumbar Izwaryani dan ketua PPDI Sumbar Icun Sulhadi.
Ketua PPDI Sumbar Icun Sulhadi, merasa bahagia karena KPU melaksanakan undang-undang, penyetaraan terhadap pemilih, termasuk pada masyarakat berkebutuhan khusus.
Icun mengatakan, semua pihak jika ingin mengetahui bagaimana dishabilitas itu, maka harus bertanya pada kelompok itu pula, jangan bertanya pada yang lain, sehingga tidak melenceng.
Dari setiap pemilu memang sudah ada peningkatan, itu menunjukkan kalau penyelenggara sudah mulai memahami dishabilitas, atau masyarakat berkebutuhan khusus.
“Kita tidak bisa menyalahkan sepihak saja pada penyelenggara, jika masih ada dishabilitas atau masyarakat berkebutuhan khusus luput dari pendataan, terkadang keluarga dishabilitas tidak memberitahukan pada aparat setempat karena malu, maka selalu tidak termonitor,” tegas Icun.
Menyikapi kesetaraan dalam menyalurkan hak politik pada pilkada, Izwaryani mengatakan, tidak membedakan baik masyarakat normal maupun masyarakat berkebutuhan khusus, bahkan akan memberikan prioritas sesuai kebutuhan dibikin suara nantinya.
“Kami sebagai penyelenggara tetap akan memberlakukan kesetaraan penggunaan hak pilih papa siapa saja, baik masyarakat normal mapun yang berkebutuhan khusus atau dishabilitas, mulai dari pendataan pemilih sampai dihari pemilihan, bahkan kita akan menyediakan alat bantu sesui kebutuhan dishabilitas,” ulas Izwaryani yang kerap dipanggil Adiak.
Ditambahkan Adiak, dalam masa pandemi ini, KPU juga memberlakukan hal yang sama berkaitan dengan protokol kesehatan, baik masalah pemakaian masker, mencuci tangan serta menjaga jarak.
Ia juga menerangkan, KPU memberlakukan pengukuran suhu pemilih maksimal 37,3 derajat Celcius, jika lebih maka pemilih disediakan bilik khusus, yang memiliki jarak sesuai standar kesehatan, dengan tempat tinggu pemilih lainnya.
Sosialisasi yang dipandu Febrina Maulydia, berjalan cukup lancar, karena dalam menerangkan pada peserta tuna rungu juga dibantu dari Gerkatin.
Acara juga diisi dengan simulasi tata-cara pemilihan serta tanya jawab, antara peserta dengan narasumber, sehingga terlihat sangat hidup dan mengasyikkan.(mckpu)
Discussion about this post